Tuesday, October 25, 2011

Koperasi dan Tokohnya

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Sejarah dan Perkembangan Koperasi
Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771-1858), yang menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles fourier, Raffeisen, dan Schulze Delitzsch. Di Perancis,Louis Blanc mendirikan koperasi produksi yang mengutamakan kualitas barang. Di DenmarkPastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian.
Robert Owen (lahir di Newton, Powys, Montgomeryshire, Wales, 14 Mei 1771 – meninggal 17 November 1858 pada umur 87 tahun) adalah pemikir utamasosialisme utopis, dia adalah seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan banyak laba dari bisnisnya demi peningkatan hidup karyawannya. Dia dianggap sebagai "Bapak" gerakan koperasi.
Dia mendirikan suatu pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia dan memperkenalkan waktu kerja lebih pendek, membangun sekolah untuk anak-anak dan merenovasi rumah-rumah tempat tinggal pegawainya.
Ia juga menyediakan suatu komunitas Owenite yg disebut New Harmony (Keselarasan Baru) di Indiana, AS.
Kontribusi utama Owen ke pikiran kaum sosialis adalah pandangan yang dimana perilaku sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia itu mempunyai kemauan bebas untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka inginkan.



Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela, pengelolaan yang demokratis, partisipasi anggota dalam ekonomi, kebebasan dan otonomi, serta pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.

Keunggulan Koperasi
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan lain cukup besar mengingat koperasi mempunyai potensi kelebihan antara lain pada skala ekonomi, aktivitas yang nyata, faktor-faktor precuniary, dan lain-lain.

Kewirausahaan Koperasi
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif
Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.

Tokoh Koperasi Dunia peraih Nobel
•    Biografi Singkat
Muhammad Yunus lahir pada tahun 1940 di Chittagong, adalah seorang bankir dari Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Yunus mengimplementasikan gagasan ini dengan mendirikan Grameen Bank. Ia juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XII 2001.

Pada tahun 2006, ia terpilih sebagai penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama dengan Grameen Bank). Untuk memahami makna perdamaian yang mengilhami karyanya, M. Yunus haruslah meluaskan makna perdamaian dari sekedar proses resolusi konflik.

Ketika kekerasan itu tiada maka hadirlah kedamaian. Makna kekerasan juga tak semata-mata sebuah konflik antar kelompok. Kekerasan juga bermakna penindasan yang membuat sekelompok masyarakat tak berdaya. Termasuk di dalamnya tak berdaya untuk keluar dari masalah, seperti kemiskinan. Dalam kerangka pembebasan dari penindasan dalam bentuk kemiskinan inilah Muhammad Yunus hadir di Bangladesh dengan mengibarkan bendera Grameen Bank.

Yunus belajar di Chittagong Collegiate School dan Chittagong College. Kemudian ia melanjutkan ke jenjang Ph.D. di bidang ekonomi di Universitas Vanderbilt pada tahun 1969. Selesai kuliah, ia bekerja di Universitas Chittagong sebagai dosen di bidang ekonomi. Saat Bangladesh mengalami bencana kelaparan pada tahun 1974, Yunus terjun langsung memerangi kemiskinan dengan cara memberikan pinjaman skala kecil kepada mereka yang sangat membutuhkannya. Ia yakin bahwa pinjaman yang sangat kecil tersebut dapat membuat perubahan yang besar terhadap kemampuan kaum miskin untuk bertahan hidup.

Pada tahun 1976, Yunus mendirikan Grameen Bank yang memberi pinjaman pada kaum miskin di Bangladesh.

Grameen Bank berawal dari pertanyaan yang selalu membuat Yunus gundah, yaitu “mengapa orang yang bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu tidak punya cukup makanan untuk makan?”

Kegeraman muncul di hati Yunus karena ilmu yang dipelajarinya tak mampu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya, Yunus memutuskan untuk belajar dengan orang miskin untuk memahami masalah mereka. Selama 2 tahun dari tahun 1975 hingga 1976, Yunus mengajak mahasiswanya berkeliling di desa Jobra. Kegundahan Yunus semakin menjadi-jadi ketika masalah kemiskinan cukup mudah untuk dimengerti namun tidak mudah untuk menemukan solusinya. Muhammad Yunus menemukan pencerahan ketika pada salah satu acara berkeliling ke desa bertemu dengan seorang wanita pembuat bangku dari bambu. Namun, karena ketidaaan modal wanita tersebut meminjam kepada rentenir untuk membeli bambu sebagai bahan baku. Setelah bangku tersebut jadi harus dijual kepada rentenir dan dia hanya mendapatkan selisih keuntungan sekitar 1 penny.
Dengan bantuan mahasiswanya, Muhammad Yunus menemukan 42 keluarga lainnya yang mengalami permasalahan serupa. Karyanya diawali dengan memberikan kredit sejumlah US$17 kepada 42 orang miskin. Pinjaman yang diberikan kurang dari US$ 1 per orang. Namun dengan jumlah pinjaman yang kecil dan tanpa agunan tersebut, meningkatkan omset seorang pembuat bangku dari sekitar 2 penny perhari menjadi US $ 1,25 per hari. Pada tahap awal ini, dana yang
dipinjamkannya diambil dari uang pribadi Muhammad Yunus. Dengan meminjamkan uang tersebut, beliau tidak menganggap dirinya sebagai seorang bankir tetapi pembebas bagi 42 keluarga miskin di Bangladesh.

Akhirnya, Yunus menemukan sebuah revolusi dalam pemikirannya, kemiskinan terjadi bukan karena kemalasan tetapi karena permasalahan struktural, ketiadaan modal. Sistem ekonomi yang berlangsung membuat kelompok masyarakat miskin tidak mampu menabung bahkan hanya 1 penny sehari. Akibatnya, orang miskin tidak dapat melakukan investasi bagi pertumbuhan usahanya. Rentenir memberikan bunga sekitar 10% bagi pinjaman yang diberikannya. Sehinga, bagaimanapun juga orang miskin bekerja keras dirinya tak dapat keluar dari garis kemiskinan.

Pria kelahiran Chittagong, Bangladesh pada 28 juni 1940 ini akhirnya mendirikan Grameen Bank sebagai sebuah alternatif pemberdayaan kelompok miskin di Bangladesh pada tahun 1976. Tidak kepada sembarang orang Yunus dan Grameen Bank menyalurkan kreditnya. Sebagai bagian dari usaha pemberdayaan, Yunus memberikan kredit kepada wanita dalam nilai yang kecil dan tidak menggunakan jaminan. Salah satu target utama dari kredit yang diberikan Grameen adalah mereka yang tak memiliki tanah. Karena kelompok masyarakat dalam kategori tersebut sama sekali tidak memiliki akses untuk mendapatkan kredit.

Hingga saat ini, Grameen Bank telah mampu melayani hampir 50% penduduk miskin di Bangladesh. Hinga 13 desember 2006, Grameen Bank mencatat sebanyak 1.074.939 kelompok di seluruh bangladesh telam mampu dilayaninya. Total kredit yang diberikannya mencapai US $ 5,887.52 pada bulan november dan dikembalikan hampir 98.97%. Bermodalkan kepercayaan kepada kelompok rentan dalam hal ini masyarakat miskin, Grameen Bank telah membantu Bangladesh untuk keluar dari lembah kemiskinan.

Koperasi yang didirikannya mulai tersebar luas lewat mulut ke mulut. Banyak yang bergabung. Mereka tentu saja dari keluarga miskin. Akhirnya koperasi itu menjadi bank kecil, yang kita kenal sekarang sebagai Bank Grammen (Bank desa). Tujuan utama menyalurkan kredit mikro bagi kaum miskin di negaranya. Dia punya prinsip kuat yang terus dipegangnya, yakni: ”Tidak memberi ikan melainkan memberi pancing kepada kaum papa untuk mencari ikan sendiri”.

Bukan hanya itu, sekitar tahun 2003, M. Yunus juga mengembangkan sebuah program untuk mengentaskan kehidupan pengemis dengan program “The Struggling Members Program”. Melalui program itu, sekitar 47 ribu lebih pengemis di Bangladesh telah terbantu. Dan berkat program itu, kini ribuan pengemis di sana sudah mampu mandiri dengan menjadi pengusaha kecil, tanpa meminta-minta lagi. Puluhan ribu desa di Bangladesh kini juga sudah dirambah Grameen Bank. Dan, dengan ribuan pegawai, ditambah berbagai program yang langsung memberi dampak pada masyarakat bawah, bank itu telah berkembang dan bahkan mampu memberikan pinjaman hingga miliaran dolar Amerika!
Dr. Muhammad Yunus ini memikat secara internasional. Berkat perjuangan tanpa kenal lelah dan penuh ketulusan, ia telah mendapat penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006 lalu, meski ia bukanlah seorang negarawan atau politikus, sebagaimana yang selama ini mendominasi penerima Nobel tersebut.

Hinggal saat ini, Grameen Bank telah menyalurkan pinjaman lebih dari 3 miliar dolar ke sekitar 2,4 juta peminjam. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem “kelompok solidaritas”. Kelompok-kelompok ini mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama.

Keberhasilan model Grameen ini telah menginspirasikan model serupa dikembangkan di dunia berkembang lainnya, dan bahkan termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat. Impiannya disampaikan lewat kata-kata yang sangat terkenal yaitu, “One day our grandchildren will go to museums to see what poverty was like” (Suatu hari cucu-cucu kita akan harus pergi ke museum untuk melihat seperti apa itu kemiskinan) (Muhammad Yunus, The Independent,May 5th 1996)

Semangat dalam semboyan diataslah yang membuat seorang Muhmmad Yunus menerima nobel perdamaian tahun 2006. Bahkan karyanya di Grameen Bank telah membuatnya menyingkirkan kandidat lainnya. Seorang Presiden yang pada masa kepemimpinannya dapat menyelesaikan konflik yang berusia puluhan tahun.

Ekonom asal Bangladesh tersebut, semula namanya tidak terlalu dikenal. Bahkan, ketika ribut-ribut siapa calon peraih Nobel Perdamaian 2006, media lebih banyak menyebut nama-nama seperti Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari, serta mediator perdamaian yang juga mantan Menlu Australia Gareth Evans.
Atas upayanya mengentaskan kemiskinan di negaranya tersebut, dia digelari sebagai "Banker of The Poor" (bankir untuk kaum miskin).

Yang betul-betul luar biasa dari Yunus bukanlah keajaiban idenya. Tetapi sebuah kenyataan bahwa Yunus bekerja selama dua puluh tahun, nyaris tanpa dikenal namanya, tapi idenya dipakai oleh para pembuat kebijakan di seluruh dunia.

Mantan Presiden AS Bill Clinton pernah berkata bahwa Yunus berhak mendapatkan Nobel Perdamaian. Seraya mengatakan, apa yang telah dilakukannya di Bangladesh bisa dijadikan model untuk membangun kembali perekonomian kota-kota di wilayah Amerika.

Setelah namanya disebut Clinton, Yunus ditarik oleh Bank Dunia dan dijadikan sebagai kepala komite penasihat lembaga keuangan dunia itu, untuk menyebarkan idenya ke seluruh dunia. Dia juga memenangkan banyak penghargaan dan pengakuan. Dia masuk dalam 25 orang Asia paling berpengaruh versi majalah Asia Week, diagung-agungkan oleh The New York Times sebagai bintang Konferensi Perempuan PBB tahun lalu.
"Kedamaian abadi tidak dapat dicapai kecuali kalau kelompok besar masyarakat dapat menemukan jalan untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Kredit mikro adalah salah satu jalannya. Pembangunan dari bawah juga mendukung kemajuan demokrasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia," demikian salah satu penyatakan panitia Nobel.

Grameen Bank yang dijalankan oleh Yayasan Grameen, kini melayani 6,1 juta nasabah. Yayasan Grameen didirikan tahun 1997 dan memiliki jaringan global dengan 52 rekanan di 22 negara. Mereka telah membantu sekitar 11 juta orang di Asia, Afrika, Amerika, dan Timur Tengah.

•    Pembaharu Pedesaan
Gerakan Grameen ciptaan Profesor Muhammad Yunus, dinilai sebagai karya revolusioner. Idenya menggabungkan kapitalisme dan tanggung jawab sosial, telah mengubah wajah ekonomi pedesaan menuju kemajuan sosial.

Muhammad Yunus telah menghasilkan berbagai program inovasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat miskin di pedesaan. Pada tahun 1974, dia berhasil menemukan ide "Gram Sarker" sebagai bentuk pemerintahan lokal yang didasarkan atas partisipasi masyarakat pedesaan. Konsep ini terbukti berhasil dan diadopsi oleh pemerintah Bangladesh tahun 1980.

Pada tahun 1978, dia menerima penghargaan ”Tebhaga Khamar” dari Presiden Bangladesh. Penghargaan ini diberikan atas karyanya menciptakan sistem kerja sama dalam bidang pertanian di Bangladesh, yang kemudian diadopsi sebagai program nasional pada tahun 1977.
Dia juga pernah terlibat dalam berbagai organisasi internasional. Sekjen PBB pernah menunjuk Yunus untuk duduk dalam lembaga penasihat internasional, pada konferensi internasional yang membahas tentang perempuan yang berlangsung di Beijing tahun 1993. Dia juga pernah aktif dalam Komisi Global Kesehatan Wanita (1993-1995), Dewan Penasihat Pengembangan Ekonomi (1993-sampai sekarang), dan masuk dalam jajaran pakar PBB untuk urusan perempuan dan keuangan.

Adapun penghargaan internasional yang pernah diterimanya adalah Penghargaan Ramon Magsaysay (1984), Penghargaan Aga Khan untuk bidang arsitektur (1989), Penghargaan Mohamed Shabdeen untuk bidang ilmu pengetahuan (1993), dan Penghargaan "World Food" dari Lembaga Pangan Dunia (FAO) tahun 1994.

Sedangkan penghargaan nasional yang pernah diterimanya adalah penghargaan dari Presiden Bangladesh (1978), Central Bank Award (1985), dan Penghargaan Hari Kemerdekaan (1987), yang merupakan penghargaan tertinggi di Bangladesh.

Sumber Referensi :
•    http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
•    http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Owen
•    http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yunus
•    http://fathoniadianto.blogspot.com/2011/10/tokoh-koperasi-peraih-nobel.html
•   http://www.binaswadaya.org/index.php?option=com_content&task=view&id=103&Itemid=37&lang=in_ID
•    http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/07/23/dr-muhammad-yunus-dosen-malaikat-ekonomi-yang-geli-beri-kuliah-ekonomi/
•    http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/muhammad-yunus-inspiratif-sotry.html



No comments:

Post a Comment