Franchising digunakan untuk menunjukkan apa yang sebelumnya sering disebut sebagai pengatur lisensi. Ada karakter dagang dimana seorang yang terkenal / suatu karakter yang telah tercipta, memberikan franchise (lisensi) kepada orang lain. Dengan lisensi tersebut mereka berhak untuk menggunakan sebuah nama.
Penggunaan kata franchise yang lebih populer telah muncul dari berkembangnya istilah franchise format bisnis (franchise merk dagang / nama dagang).
Franchise format bisnis → pemberian sebuah lisensi oleh franchisor (penjual lisensi) kepada franchisee (pembeli lisensi). Lisensi tersebut member hak kepada franchisee untuk berusaha dengan menggunakan nama dagang franchisor.
Skema Penjualan Piramida
Kata franchising dapat disalahgunakan. Penyalahgunaan ini adalah jenis transaksi yang memungkinkan timbulnya praktek-praktek curang. Kecurangan paling nyata yang telah dilakukan digambarkan sebagai penjualan piramida / skema multi-level marketing. Skema ini mencakup penjualan usaha pendistribusian kepada para pembeli yang kemudian membagi-baginya dan menjualnya kepada mereka yang dipilih sebagai subdistributor. Skema ini dikenal mengandung unsur-unsur yang tidak jujur dan karenanya, Fair Trading Act 1973 (di Inggris) berisi ketetapan-ketetapan yang mengatur skema tipe piramida. Peraturan-peraturan telah dibuat di bawah undang-undang tersebut yang isinya:
• Mengontrol / melarang penerbitan, sirkulasi, atau distribusi dari dokumen yang berisi undangan bagi orang-orang yang ikut serta dalam skema seperti itu.
• Melarang promotor suatu skema yang memintakan pelaksanaan fungsi-fungsi yang vital bagi operasi skema tersebut, seperti pelatihan.
Kelemahan dari perundang-undangan tersebut adalah tidak melarang skema penjualan piramida, melainkan berusaha untuk mengontrolnya. Kelemahan dari peraturan-peraturan tersebut tersebut adalah tidak mencegah presentasi lisan di mana para promotor dapat membuat pernyataan-pernyataan yang dilarang apabila pernyataann tersebut dalam bentuk tertulis. Pembentukan skema tipe piramida harus dihindari. Seseorang tidak harus menawarkan suatu imbalan untuk melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan penjualan produk dasar, atau jasa, di mana skema tersebut berada.
Perbedaan antara Franchise dengan Tipe Bisnis Lain
Dalam bisnis konvensional, penjual menawarkan bisnis dan kemudian memberikan data tentang perusahaan tersebut, lalu pembeli mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Tarif berbeda-beda sesuai dengan tipe bisnis, dan setelah tawar-menawar harga, transaksi pun dilakukan. Pembeli mengambil alih bisnis dan akan menjalankannya sesuai dengan keinginan sendiri.
Dalam franchising, terdapat sejumlah faktor penting yang harus dipertimbangkan. Franchisee tidak diperkenankan menjalankan bisnis dengan cara apa pun yang hanya menurut anggapannya benar. Franchisee memiliki kewajiban untuk menjalankan bisnis tersebut sesuai dengan sistem franchisor.
Jika Anda ingin menjadi seorang franchisee, ada empat faktor utama yang dalam bisnis franchise yang harus Anda ketahui, yaitu:
1. Keberadaan franchisor Anda.
2. Kewajiban untuk menggunakan nama dan mematuhi sistem pengendalian franchisor.
3. Resiko terhadap kejadian yang merusak bisnis Anda tanpa Anda berada dalam posisi yang siap menghadapinya.
4. Kemampuan franchisor Anda untuk tetap memberikan jasa sesuai standar yang bernilai dan wajar yang bisa membuat bisnis Anda berhasil.
Dalam bisnis franchise ada pula masalah-masalah yang timbul sehingga membuat franchisor gagal dalam menjalankan tugasnya. Sebab kegagalan franchisor yang paling umum, yaitu:
• Uji coba tidak memadai
• Penyeleksian franchisee secara sembrono
• Struktur franchise dibuat secara buruk
• Franchisor kekurangan modal
• Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk
Dalam menilai sebuah kesempatan franchise, Anda harus mempertimbangkan faktor-faktor yang benar-benar penting berikut:
• Ujilah posisi keuangan franchisor secara rinci.
• Cek secara hati-hati bagaimana dia memasarkan bisnis yang telah diuji.
• Nilailah seberapa baik sistem bekerja dalam praktik.
• Apakah bisnis tetap bertahan kuat, atau bisnis ini didasarkan pada sesuatu yang bersifat temporer.
• Jangan membeli franchise dari siapapun kecuali dari franchisor.
• Mintalah pengacara Anda untuk mengecek perjanjian franchise Anda.
• Pastikan Anda telah mempertimbangkan akan adanya resiko kegagalan, meskipun merupakan sukses bagi yang lain.
Menilai Kecocokan Anda untuk Menjadi Franchise
Setiap orang yang memutuskan untuk memiliki bisnis sendiri hendaknya tunduk kepada penilaian diri sendiri. Terdapat faktor-faktor yang fundamental untuk penilaian tersebut. Setiap calon franchise harus:
• Melakukan self-examination
• Sepenuhnya jujur pada diri sendiri
• Tidak menipu diri sendiri dengan mengejar hasratnya sendiri
Setiap calon franchise yang melakukan penilaian kepada diri sendiri hendaknya menyadari karakteristik berikut ini:
1) Franchise yang sebelumnya telah berbisnis sendiri dan mungkin pada tipe bisnis yang sama dengan sistem franchise.
2) Franchise yang puas dengan dirinya sendiri.
3) Franchise yang penakut.
4) Franchise yang tidak mengikuti sistem.
5) Franchise yang beharap terlalu banyak.
6) Franchise yang tidak mempunyai bakat yang cocok.
7) Campur tangan dari anggota keluarga, atau yang penuh perhatian namun usil.
Menimbang Keuntungan dan Kerugian Franchise
► Keuntungan-keuntungan bisnis franchise, yaitu:
1) Kurangnya pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus yang dimilki oleh franchisee, ditanggulangi dengan program pelatihan dari franchisor.
2) Franchisee mendapatkan intersif dengan memiliki bisnis sendiri yang memiliki keuntungan tambahan dari bantuan terus-menerus franchisor.
3) Bisnis franchise mendapatkan keuntungan dari operasi di bawah nama yang telah mapan dalam pandangan dan pikiran masyarakat.
4) Membutuhksn modal yang lebih kecil disbanding bila franchisee mendirikan bisnis secara mandiri.
5) Franchisee mendapat keuntungan dari aktifitas iklan dan promosi franchisor pada tingkat nasional.
6) Franchisee mendapat keuntungan dari daya beli yang besar dan kemampuan negosiasi yang dilakukan franchisor atas nama seluruh franchisee di jejaringnya.
7) Franchisee mendapatkan pengetahuan khusus dan ber-skill tinggi serta pengalaman dari organisasi dan manajemen pusat franchisor.
8) Resiko bisnis franchisee berkurang sangat besar.
9) Franchisee mendapatkan jasa-jasa dari para staf lapangan franchisor.
10) Franchisee mendapatkan keuntungan dari penggunaan paten, merk dagang, hak cipta, rahasia dagang, serta proses, formula, dan resep rahasia milik franchisor.
11) Franchisee mengambil keuntungan dari program riset dan pengembangan franchisor yang terus-menerus.
12) Franchisor mengumpulkan informasi dan pengalaman yang tersedia sebanyak-banyaknya untuk dibagi kepada seluruh franchisee dalam sistemnya.
13) Terdapat jaminan teritorial untuk memastikan bahwa tidak ada franchisee lain di dalam wilayah bisnis franchisee.
► Kerugian-kerugian bisnis franchise, yaitu:
1) Hubungan antara franchisor dengan franchisee pasti melibatkan penekanan control.
2) Franchisee harus membayar franchisor untuk jasa-jasa yang didapatkannya dan untuk penggunaan sistem.
3) Kesukaran dalam menilai kualitas franchisor.
4) Kontrak franchise akan berisi beberapa pembatasan terhadap bisnis yang difranchisekan.
5) Franchisee mungkin menemukan dirinya menjadi terlalu tergantung terhadap franchisor.
6) Kebijakan-kebijakan franchisor mungkin mempengaruhi keuntungan franchisee.
7) Franchisor mungkin membuat kesalahan dalam kebijakan-kebijakannya.
8) Reputasi dan citra merk dari bisnis yang difranchisekan mungkin menjadi turun citranya karena alasan-alasan di luar kontrolnya.
Perjanjian Franchise
Perjanjian franchise harus secara tepat menggambarkan janji-janji yang dibuat dan harus adil, serta pada saat bersamaan menjamin bahwa ada kontrol yang cukup untuk melindungi integritas sistem. Perjanjian / kontrak harus:
• Dibuat dengan benar, sesuai persyaratan hukum, dengan beragam hak milik yang dimiki oleh franchisor.
• Memberikan detail-detail operasional dan kontrol.
• Memberikan franchisee jaminan dalam beroperasi dan pada kemampuannya untuk mengembangkan dan menjual assetnya.
Segi-segi umum dari suatu kontrak adalah sebagai berikut:
a) Penentuan dan identifikasi franchisor sebagai pemilik.
b) Sifat serta luasnya hak-hak yang diberikan kepada franchisee.
c) Jangka waktu perjanjian.
d) Sifat dan luasnya jasa-jasa yang diberikan oleh franchisor, baik pada masa-masa awal maupun selanjutnya.
e) Kewajiban-kewajiban awal dan selanjutnya dari franchisee.
f) Kontrol operasional dari franchisee.
g) Penjualan bisnis.
h) Kematian franchisee.
i) Arbitrase
j) Berakhirnya kontrak dan akibat-akibatnya.
Mengembangkan Konsep Bisnis
Hal-hal yang menimbulkan sistem franchise, yaitu:
1) Ketika diputuskan untuk memperluas bisnis yang ada dengan menggunakan sistem franchise.
2) Ketika adanya suatu usaha positif untuk membentuk dan mendirikan bisnis serta franchising sejak awalnya.
Seseorang harus memiliki tujuan untuk membuat citra bisnisnya berbeda dengan bisnis yang lain. Setiap bisnis franchise yang sukses memliki konsep inovatifnya sendiri yang terpisah dari bisnis lain dari tipe bisnis yang sama, bukan hanya menyalin atau meniru orang dalam bisnis lain. Orang lain mungkin memiliki sanksi resmi yang bisa mereka terapkan. Mereka tidak akan ragu-ragu terhadap perkembangan bisnis serta pengalaman mereka dengan selalu menjaga langkah tetap ke depan. Harus juga dipahami bahwa si peniru tidaklah mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dasar hasil tiruan. Dasar yang dangkal semacam itu akan membuat lemah bisnisnya.
Franchisee yang sukses umumnya adalah bisnis yang mementingkan tingkat pelayanan pribadi yang tinggi kepada konsumen. Bisnis-bisnis tersebut, pada tahap penjualan, memerlukan kehadiran dan komitmen franchisee secara pribadi. Ciri-ciri umum dari franchisee tersebut adalah:
• Jam kerja yang panjang.
• Dirangkaikan dengan pelayanan yang cepat.
• Bisa diandalkan dan rumah.
Dalam menilai apakah suatu bisnis bisa difranchisekan, kriteria berikut harus dipertimbangkan:
1) Konsep tersebut harus dibuktikan dengan operasi yang dapat didemonstrasikan secara sukses.
2) Citra merk, sistem dan metode bisnis tersebut harus berbeda.
3) Sistem dan metode tersebut haruslah dapat diberlakukan secara sukses kepada orang lain dalam kerangka waktu yang wajar serta ekonomis.
4) Perolehan finansial yang didapatkan dari operasi bisnis franchise harus memungkinkan:
a) Franchisee untuk mendapatkan Return of Assets yang layak yang telah dipergunakan dalam bisnis.
b) Franchisee untuk mendapatkan penghargaan yang layak jika tidak dikatakan baik.
c) Franchisee untuk membayar uang franchise yang layak kepada franchisor atau jasa yang tetap diberikan oleh franchisor untuk memasok franchisee.
5) Franchisor dapat memperoleh laba terus-menerus yang layak dari uang franchise (fee) yang diterima dari franchisee.
10 Tips untuk Mendirikan Bisnis Franchise
1) Penilaian sendiri
Jujurlah pada diri sendiri. Apakah Anda sudah mendapatkan atribut yang tepat untuk membangun bisnis yang sukses? Kisah sukses dalam semalam amat jarang, tetapi lebih banyak yang memerlukan kerja keras dalam membangun bisnis. Menjalankan bisnis sendiri bisa lebih menguntungkan, namun bisa pula meminta tanggung jawab penuh terhadap konsumen, pemasok, dan karyawan.
2) Lakukan Riset
Secara common sense anda memerlukan perjalanan panjang menuju sebuah keputusan apakah waralaba yang ditaksir akan sesuai untuk Anda. Pastikan bahwa Anda melihat peluang bisnis dan Anda memiliki kecakapan tentangnya sekaligus mampu menjangkaunya.
3) Ajukan Pertanyaan
Ketika mempertimbangkan hak waralaba, penting bagi Anda mengajukan pertanyaan sehingga Anda dapat membuat keputusan dengan pengetahuan (informed decision).
4) Bicaralah pada Terwaralaba
Penting bagi Anda berbicara kepada terwaralaba yang sudah ada. Tanyakan mengenai bantuan yang mereka dapatkan dan apakah mereka mencapai proyeksi finansial awal mereka. Luangkan waktu untuk berbicara dengan beberapa terwaralaba untuk mendapatkan opini yang luas sebelum Anda membuat keputusan.
5) Dukungan keluarga
Anda akan membuthkan dukungan keluarga ketika membangun bisnis. Disarankan untuk mendiskusikan bagaimana pengaruh bekerja sendiri pada keluarga sebelum membuat komitmen. Jika anda tak mendapatkan dukungan penuh, hal ini akan menjadi kebodohan jika dilanjutkan. Karena itu libatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
6) Nasihat Profesional
Sebelum membuat komitmen berinvestasi dalam bisnis waralaba, Anda seharusnya mencari nasihat dari profesional. Bank akan memberi Anda penilaian yang berharga. Jaringan bisnis konsultan dan akuntan dapat pula mengasistensi Anda dalam memproduksi rencana bisnis.
7) Rencana Bisnis
Rencana bisnis memiliki tujuan ganda. Sebagai dokumen kerja yang akan menjadi bencmark kinerja bisnis Anda, sekaligus merepresentasikan dukungan finansial bagi bisnis Anda. Rencana bisnis penting disajikan dengan baik. Juga disarankan mengirimkan salinannya kepada kreditor terlebih dulu sebelum rapat yang dijadwalkan.
8) Pinjamlah dalam jumlah yang sesuai
Semakin besar Anda meminjam maka makin besar biaya yang akan ditanggung. Akibatnya Anda harus menghasilkan keuntungan yang lebih besar untuk mentupi biaya. Karena itu pinjamlah sesuai kebutuhan. Jika anda gagal mendapatkan modal dalam jumlah cukup, kemungkinan akan sulit mendekati lagi (re-approach) kreditor setelah itu untuk menjamin dana tambahan, terutama jika bisnis belum menunjukkan kinerja seperti diproyeksikan dalam rencana bisnis.
9) Cadangan Darurat
Selalu disarankan agar memiliki cadangan dana apabila bisnis memerlukan waktu lebih lama seperti diharapkan untuk take off. Rencana darurat untuk pengeluaran beberapa tahun akan sangat bermanfaat.
10) Ikuti Sistem
Anda berinvestasi pada model bisnis yang melelahkan, teruji, dan sudah terbukti. Karena itu penting mengikuti sistem yang dikembangkan pewaralaba untuk membuka peluang sukses bagi Anda.
SEMOGA SUKSES !!!
No comments:
Post a Comment