Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia, khususnya di ibukota, Jakarta. Masalah perekonomian di Jakarta semakin kritis dengan adanya peningkatan pada jumlah pengangguran. Banyak masyarakat daerah yang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tetapi tingginya persyaratan kerja di ibukota membuat para pendatang harus gigit jari dan menerima kenyataan bahwa mereka pada akhirnya harus menjadi pengangguran.
Hidup dalam kemiskinan dengan pekerjaan yang tidak jelas juga bisa mengakibatkan munculnya berbagai macam tindakan kriminal yang bisa sangat merugikan bagi sendiri maupun orang lain. Untuk meminimalisir pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di kota-kota besar, khususnya Jakarta, dan masyarakat yang ada di daerah luar Jakarta, masyarakat bisa memulai usahanya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara berwirausaha atau berbisnis.
BERBISNIS DI INDONESIA
Berbisnis di Indonesia bukan hanya dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan hidup dalam kekurangan, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang kaya yang hidup dalam kemewahan, seperti bisnis keluarga yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Bisnis yang dilakukan secara turun-temurun harus dijaga dan dikelola dengan baik, agar bisa semakin berkembang dan tidak terhenti di suatu generasi.
Ada berbagai macam bisnis yang dapat ditempuh oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari bisnis kecil-kecilan sampai dengan bisnis besar yang ditangani secara profesional, bisa kita jalani. Tetapi semua itu juga tidak terlepas dari besar-kecilnya modal dan kemampuan berbisnis yang dimiliki oleh masing-masing individu yang bersangkutan. Jumlah modal dan kemampuan berbisnis yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis yang sedang dijalani. Bisnis kecil yang dijalani oleh orang-orang yang berpengalaman pada bidangnya akan cepat berkembang karena kemampuan yang dimiliki oleh pelaku bisnis tersebut. Sedangkan jika suatu bisnis besar yang sudah lama dibangun dijalankan oleh orang yang bukan ahlinya, maka tidak perlu heran jika bisnis tersebut sangat lambat perkembangannya atau bahkan akan mengalami kehancuran.
Bagi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki modal besar, bisa mencoba bisnis, seperti menjual kue-kue jajanan pasar, kue-kue kering, sampai makanan berat, seperti mie ayam, nasi bungkus, dan lain-lain. Untuk masyarakat yang memiliki modal yang cukup besar sampai sangat besar, bisa membuka bisnis, seperti warung internet (warnet), toko baju (boutique / butik atau distro), restoran, perusahaan advertising, perusahaan layanan telekomunikasi, dan lain-lain. Bisnis-bisnis besar seperti itu bisa diturunkan atau diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, seperti layanan telekomunikasi Esia milik keluarga Bakrie, restoran ayam goreng Mbok Berek, dan sebagainya. Bisnis-bisnis besar seperti itu juga bisa menjadi asset atau simpanan kekayaan untuk suatu keluarga.
Tetapi sebenarnya bukan hanya bisnis-bisnis dengan modal besar saja yang dapat dijadikan sebagai simpanan kekayaan, namun bisnis-bisnis kecil pun bisa. Bisnis kecil yang dibangun dengan modal seadanya tetapi dijalankan dengan niat yang sungguh-sungguh dan ditangani oleh orang yang berpengalaman pada bidangnya, juga bisa menjadi bisnis keluarga.
Ada banyak bisnis kecil di rumah-rumah penduduk (home industry) di daerah pedesaan yang bisa menghasilkan suatu barang yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan barang-barang yang dihasilkan di kota-kota besar. Bahkan tanpa kita ketahui, sudah banyak sekali hasil karya masyarakat daerah yang dikirim ke kota-kota besar, dijual antar pulau, bahkan dikirim ke luar negeri, karena tidak sedikit masyarakat di negeri lain yang juga menyukai barang-barang hasil karya masyarakat Indonesia.
Belakangan ini, bisnis di Indonesia tidak hanya dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan kekayaan saja, tetapi ada juga segelintir orang yang melakukan bisnis karena rasa tertarik pada suatu bidang (hobby) dan ingin memperdalam kemampuannya dalam bidang tersebut. Sebenarnya, hobby yang dijalani dengan baik juga bisa mendatangkan uang untuk pelakunya, seperti orang yang bergelut pada bidang fotografi, tulis menulis, tari, tarik suara, dan lain-lain.
Orang yang bergelut pada bidang fotografi bisa mendaftarkan hasil “jepretan”-nya ke perlombaan fotografi untuk bisa mendapatkan uang, membuka usaha studio foto, dan sebagainya. Bahkan seorang fotografer, sebutan untuk pelaku dalam bidang fotografi, yang sudah profesional bisa membuka usaha sekolah fotografi, seperti yang dilakukan oleh Darwis Triyadi, agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Orang yang memiliki ketertarikan dalam bidang tulis menulis bisa menghasilkan suatu karya tulis, seperti novel, yang bisa diterbitkan agar karyanya dapat dinikmati oleh semua orang dan penulisnya pun bisa mendapatkan penghasilan. Untuk para pekerja seni, seperti penari dan penyanyi, bisa melakukan bisnis dengan cara membuka sanggar tari dan menjadi penyanyi di acara-acara tertentu.
Di sisi lain, bisnis di Indonesia tidak hanya bisa dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan saja. Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau jauh dari keramaian kota-kota besar juga bisa melakukan berbagai macam bisnis. Suasana pedesaan yang masih asri dan jauh dari polusi bisa menjadi obyek wisata untuk para turis domestik maupun luar negeri. Kedatangan turis-turis tersebut bisa mendatangkan peghasilan untuk masyarakat di daerah tersebut, misalnya dengan cara menjual kerajinan tangan kecil atau souvenir (gantungan kunci, kalung, gelang, dan lain-lain), hiasan rumah, baju atau pakaian (batik atau yang menggambarkan obyek wisata dari suatu daerah), dan makanan, yang semuanya merupakan khas dari daerah tersebut.
Selain menghasilkan uang dari bisnis menjual barang, pakaian, dan makanan, masyarakat pedesaan juga bisa berbisnis dengan menjual jasa, seperti menyewakan kamar untuk tempat penginapan, jasa transportasi dengan menggunakan kendaraan khas dari daerah tersebut yang sudah langka dan tidak bisa ditemui di kota-kota besar, seperti menggunakan delman atau andong, becak, becak motor, dan lain sebagainya. Kenyamanan yang diberikan oleh para penjual jasa dapat membuat para turis ingin kembali datang ke tempat tersebut. Dengan begitu, daerah tersebut akan selalu didatangi oleh para pengunjung dan hal tersebut bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut.
CARA MEMASARKAN PRODUK BISNIS DI INDONESIA
Ada berbagai macam cara yang dapat kita tempuh untuk memasarkan produk dari bisnis yang sedang dijalani agar bisa dikenal oleh masyarakat luas (go public). Mulai dari cara sederhana, seperti mendatangi tiap-tiap rumah (door to door) untuk mempromosikan dan menjual barang atau jasa yang kita produksi, sampai cara modern, seperti penggunaan teknologi yang sudah tersedia. Bagaimanapun cara mempromosikannya, para produsen tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu bisa mengenalkan barang hasil produksinya ke masyarakat agar masyarakat tertarik dan ingin mengkonsumsinya, serta dapat memperoleh keuntungan materiil sebanyak-banyaknya untuk terus mengembangkan dan memajukan usahanya tersebut.
Di zaman yang sudah serba modern seperti sekarang ini, semakin sedikit orang atau perusahaan yang mau memasarkan barang atau jasanya dengan cara door to door karena alasan efektifitas dan efisiensi waktu dan uang. Dengan alasan yang seperti itu, maka tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi dapat dijadikan sebagai cara untuk memasarkan suatu bisnis agar bisnis tersebut bisa berkembang dan maju dengan pesat tetapi tidak membuang banyak waktu dan uang dalam mempromosikannya. Ada berbagai macam teknologi yang bisa kita gunakan dalam memasarkan bisnis yang sedang kita jalani, di antaranya seperti:
1. Handphone atau telepon genggam
Semakin berkembangnya teknologi yang ada dalam handphone, membuat alat telekomunikasi yang satu ini menjadi barang yang dianggap wajib untuk dimiliki oleh setiap orang, khususnya oleh kawula muda di kota-kota besar. Dengan anggapan yang seperti itu, banyak operator telekomunikasi yang mempromosikan layanan-layanan terbarunya yang serba murah dengan mengirimkan short message service (SMS) ke nomor-nomor telepon pelanggannya. Semakin menarik layanan yang ditawarkan, maka semakin banyak pula masyarakat yang memilih untuk menggunakan operator telekomunikasi tersebut. Cara promosi seperti ini dapat diakui sangat efektif dan efisien dalam hal penggunaan waktu.
2. Televisi
Banyaknya tayangan televisi yang menghibur, yang menghiasi layar kaca dihampir seluruh rumah keluarga di Indonesia, membuat banyak perusahaan besar, seperti perusahaan makanan, minuman, dan layanan penerbangan bekerja sama dengan berbagai macam stasiun televisi untuk mempromosikan barang dan jasa yang mereka sediakan.
Perusahaan-perusahaan tersebut bekerjasama dengan perusahaan advertising (periklanan) untuk menghasilkan berbagai macam iklan dalam berbagai macam versi. Berbagai macam iklan dikemas dalam tampilan yang menarik, agar bisa menarik perhatian dan tidak mudah dilupakan oleh setiap orang yang menyaksikannya. Ketertarikan masyarakat pada suatu produk membuat produk tersebut banyak dicari dan digunakan oleh masyarakat. Walaupun dalam mempromosikannya tidak terlalu memakan banyak waktu, tetapi hal tersebut bisa mendatangkan banyak keuntungan untuk perusahaan tersebut.
3. Internet
Teknologi yang satu ini memang tidak bisa kita liat secara langsung, tetapi kita tidak bisa munafik dengan mengatakan bahwa teknologi ini hanya memberikan efek negatif dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebenarnya, tidak bisa kita pungkiri bahwa teknologi yang satu ini memang benar-benar memberikan dampak yang besar dalam perubahan gaya hidup masyarakat, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Teknologi ini memang memliki efek negatif yang tidak bisa dibilang sedikit, tetapi di samping efek negatif tersebut, ada banyak keuntungun yang bisa kita dapatkan dari penggunaan teknologi internet.
Salah satu keuntungan dari adanya internet dapat dirasakan oleh para pemilik usaha-usaha menengah sampai pemilik perusahaan-perusahaan besar. Banyak pemilik usaha yang mempromosikan atau menjual barang atau jasanya secara online. Dan kita harus mengakui bahwa cara seperti ini memang sangat efektif untuk dilakukan, mengingat semakin banyaknya anak-anak muda yang mulai kecanduan dengan pemakaian situs-situs social network, membuat cara promosi semacam ini bisa cepat mendapatkan banyak pelanggan.
Selain itu, mempromosikan dan menjual barang secara online juga bisa memberikan keuntungan untuk para konsumen, karena konsumen tidak perlu repot-repot berjalan kesana kemari untuk bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan. Konsumen yang ingin berbelanja secara online bisa mendapatkan barang yang diinginkan dengan cara mengkoneksikan handphone atau komputer dengan jaringan internet, lalu membuka alamat website yang menjual barang secara online.
Tidak hanya penjualan barang, dengan cara yang sama, penjualan jasa pun bisa dilakukan melalui teknologi internet, misalnya promosi jasa-jasa pelayanan penerbangan, tempat-tempat bimbingan belajar (bimbel), sekolah-sekolah swasta, sampai perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri.
Selain menggunakan cara door to door dan dengan menggunakan teknologi-teknologi canggih yang sudah tersedia, pemasaran suatu produk bisnis bisa juga dilakukan dengan cara menyebarkan brosur-brosur dan dibagikan kepada pengunjung suatu pusat perbelanjaan (mall), toko buku, bioskop, dan tempat-tempat lainnya.
MENGAPA KITA HARUS BERBISNIS?
Berbisnis atau berwirausaha merupakan salah satu cara mendapatkan penghasilan dengan membuka usaha secara mandiri. Ada banyak alasan yang membuat seorang individu melakukan suatu bisnis. Tingginya syarat kerja yang dibutuhkan membuat masyarakat yang tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi menjadi pengangguran. Bukan hanya masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan tidak tinggi saja yang berpeluang menjadi pengangguran, masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi yang menyandang gelar sarjana pun bisa berpeluang menjadi seorang pengangguran. Dengan berbisnis, setidaknya masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan bisa diminimalisir dan mendapatkan penghasilan. Berkurangnya pengangguran juga bisa memberi dampak berkurangnya tindakan kriminal. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa suatu bisnis dipilih untuk dijalankan.
Dengan berbisnis, masyarakat juga bisa meningkatkan taraf hidupnya. Jika dijalankan dengan serius, suatu bisnis bisa mengubah kehidupan ekonomi seseorang maupun masyarakat di sekitar perusahaan bisnis itu berdiri. Membuka suatu usaha bisnis bisa memberikan manfaat besar bagi si pemilik bisnis maupun orang lain. Bisnis yang membutuhkan banyak tenaga kerja bisa menjadi lapangan pekerja untuk para pengangguran. Selain itu, semakin banyak tenaga kerja yang dipekerjakan, maka semakin banyak pula hasil produksi yang dihasilkan. Sehingga penghasilan yang didapatkan akan semakin bertambah dan berguna untuk mengembangkan dan memajukan bisnis yang sedang dijalankan.
Ada banyak keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari berbisnis, di antaranya yaitu:
1. Menyediakan lapangan usaha
2. Dapat dijadikan sebagai simpanan kekayaan suatu keluarga
3. Meminimalisir pengangguran
4. Meningkatkan taraf hidup individu maupun suatu masyarakat
5. Mengurangi terjadinya tindakan criminal
10 alasan untuk memulai bisnis, yaitu:
1. Dapat membentuk perusahaan sesuai keinginan si pemiliki usaha
2. Menjadi boss bagi diri sendiri
3. Bisa memilih lahan bisnis apa yang Anda sukai
4. Wilayah peluang yang begitu luas
5. Tentukan deadline Anda sendiri
6. Waktu kerja yang bisa diatur
7. Kreatifitas Anda tak terbatas
8. Bukan suatu hal yang sulit untuk dilakukan
9. Seringkali sangat menguntungkan
10. Sebagai sumber penghasilan lebih
11. Rendah biaya
12. Mimpi besar dapat menjadi kenyataan
13. Bebas dipilih oleh siapa pun
14. Tak lekang oleh zaman
USAHA MENGELOLA BISNIS AGAR BERJALAN DENGAN BAIK
Bisnis yang baik dapat berjalan karena adanya perencanaan yang baik. Agar bisnis dapat berjalan dengan sukses maka perlu diorganisasikan. Dalam mengorganisasi suatu bisnis tentunya harus memperhatikan unsur-unsur bisnis yang ada. Unsur bisnis yang perlu mendapat perhatian pengusaha, yaitu lingkungan bisnis. Lingkungan sangat besar pengaruhnya kepada efisiensi dari operasional perusahaan dan kemampuannya untuk memperoleh keuntungan. Untuk itu setiap pemilik dan pemimpin usaha harus dapat memahami keadaan lingkungannya dan dampak lingkungan tersebut terhadap usahanya.
Untuk mengelola organisasi bisnis diperlukan pengelolaan atau manajemen serta orang yang bertanggung jawab yang disebut manajer. Manajer adalah orang yang bertanggsung jawab untuk mengarahkan usaha yang bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. Semua manajer memiliki tanggung jawab yang sama baik organisasi formal maupun informal. Proses manajemen dilakukan secara bersama-sama oleh manajemen bawah (supervisor) manajemen menengah (middle management) dan manajemen puncak (top management).
Urusan bisnis juga memerlukan kemahiran dan pengetahuan yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat. Setiap masyarakat memiliki cara hidup, budaya, dan adat masing-masing. Begitu juga adat istidat dan pandangan hidup setiap bangsa, antara satu dengan yang lain berbeda-beda. Terkadang ada suatu hal yang dianggap sensitif oleh satu masyarakat, tetapi dianggap biasa oleh masyarakat lainnya. Jadi, sebelum mengadakan hubungan bisnis dengan orang dari bangsa yang berbeda, sebaiknya pelajarilah hal-hal yang berkaitan dengan bangsa tersebut. Kegagalan memahami dan menguasai aspek-aspek asas ini bisa menghambat urusan bisnis dan menemui jalan buntu. Selain menghambat urusan bisnis, ketidakmampuan dalam memahami hal-hal yang berhubungan dengan suatu bangsa juga dapat mengganggu hubungan antara bangsa-bangsa yang bersangkutan.
Untuk menjadi pengusaha yang berhasil, seseorang harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat. Penyesuaian itu dapat dilakukan dengan berinteraksi dan berkomunikasi. Jika tidak, maka urusan bisnis tersebut dapat mengalami kesulitan, bahkan bisnis yang sudah dirancang secara baik pun bisa mengalami kehancuran.
Banyak pengusaha-pengusaha Indonesia yang bekerja sama dengan pengusaha-pengusaha luar negeri untuk mendirikan perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak diberbagai macam bidang usaha. Sebelum melakukan kerjasama, pengusaha-pengusaha dari dua bangsa yang berbeda tersebut harus bisa mengerti bagaimana cara berbisnis yang biasa dijalankan oleh masing-masing pengusaha di negaranya, agar kerjasama yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan baik dan bisa memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak yang bersangkutan.
Misalnya jika kita berbisnis dengan orang Jepang, kesulitan yang akan dihadapi orang yang melakukan bisnis dengan orang Jepang adalah sikap etnosentrisme mereka, yakni menganggap golongan ataupun kebudayaan bangsanya lebih unggul dibandingkan yang lain. Sikap tersebut terbentuk karena mereka terlalu mengagungkan budaya bangsanya. Kemana saja orang Jepang pergi dan dimana saja mereka berada, mereka tetap mempertahankan tradisi dan budayanya. Malah mereka berusaha mengembangkan budaya itu sehingga dapat diterima oleh orang lain. Bagi bangsa Jepang, budaya dan tradisi menjadi lambang identitas dan mereka bangga dengan hal itu.
Permasalahan yang biasanya dialami oleh pihak yang berbisnis dengan orang Jepang adalah masalah bahasa dan perbedaan budaya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara memahami beberapa aspek dan masalah yang berkaitan dengan budaya bisnis masyarakat Jepang. Bagi pengusaha yang akan mengadakan urusan bisnis di Jepang, harus mau menghadapi beberapa permasalahan dalam kebiasaan orang Jepang menjalankan bisnisnya. Cara menghadapinya ada beberapa cara. Pertama, mempelajari cara yang tepat untuk mengawali hubungan dengan sebuah perusahaan, organisasi, dan firma Jepang. Kedua, mengetahui dengan pasti cara menjaga dan memupuk hubungan bisnis yang telah terjalin. Ketiga, mencari cara melanggengkan hubungan tersebut agar berjalan lancar.
Ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat menjalankan urusan bisnis di Jepang. Di antaranya adalah jangan terlalu mengandalkan hubungan komunikasi melalui surat-menyurat. Usahakan agar dapat bertemu langsung dengan pihak yang akan dijadikan rekan bisnis. Orang Jepang lebih senang menjalankan bisnis dalam situasi yang tidak terlalu formal. Mereka suka bersantai dan bersenang-senang karena hal itu dapat mengurangi ketegangan saat menjalankan usaha. Agar dapat terlibat dalam percakapan, orang yang akan berbisnis dengan orang Jepang hendaknya menguasai bahasa Jepang dengan baik. Jika tidak, maka gunakanlah penerjemah sehingga komunikasi berjalan lancar. Orang Jepang tidak suka menggunakan bahasa Inggris. Selain tidak menguasai bahasa tersebut, orang Jepang sangat bangga dengan bahasa yang mereka miliki. Semua itu tidak terlepas dari tingginya jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh bangsa Jepang.
Untuk memulai hubungan bisnis baru, seseorang dapat menggunakan kartu nama. Saat menjalankan bisnis, pakaian dan tingkah laku harus sopan dan teratur. Citra diri seseorang perlu dijaga agar dapat memberikan pandangan positif kepada orang lain. Buruknya citra diri seseorang juga bisa menjadi alasan mengapa suatu hubungan bisnis tidak berjalan dengan baik.
Dalam berbisnis dengan orang Jepang, biasanya, proses perundingan memakan waktu lama. Namun, setelah persetujuan dicapai, proses pelaksanaannya menjadi mudah dan lancar. Hal itu disebabkan orang Jepang sangat berhati-hati dan selalu berusaha mendapatkan keterangan yang jelas mengenai suatu hal sebelum membuat keputusan. Sikap tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan memang diperlukan dalam menjalani suatu hubungan bisnis, agar pelaku bisnis tidak menemukan rasa penyesalan terhadap keputusan yang telah diambil, maka semua keputusan harus difikirkan secara matang, dengan melihat dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut.
Orang Jepang tidak suka membuang-buang waktu. Oleh karena itu, saat berbisnis dengan orang Jepang, ketepatan waktu perlu dijaga. Masalah lain mungkin dapat dikompromikan dengan orang Jepang, tetapi tidak soal waktu. Orang yang dapat mengatur waktu dianggap dapat dipercaya dan diharapkan. Jika orang tidak menepati waktu dan sering ingkar janji, akan menghadapi masalah saat berbisnis dengan orang Jepang. Berbisnis dengan orang Jepang tidak dapat dilakukan dengan begitu saja. Setiap orang yang ingin berbisnis di Jepang harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Apa pun bentuk urusan bisnis yang akan dijalankan, orang Jepang ingin mendapatkan keterangan yang tepat, jelas, dan terperinci. Saat menjalankan bisnis, orang Jepang melakukannya dengan serius. Mereka juga tidak suka beromong-kosong karena setiap urusan bisnis harus berakhir dengan keputusan yang tepat. Urusan bisnis itu akan berhasil jika ada keputusan dan gagal jika tidak ada keputusan.
No comments:
Post a Comment