Pemerintah optimistis pendapatan masyarakat Indonesia bisa menembus angka 5.000 dollar AS per kapita pada 2014. Pendapatan per kapita Indonesia yang kini menyentuh level 3.000 dollar AS diyakini menjadi modal penting untuk terus meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.
Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Syahrial Loetan, mengungkapkan bahwa angka pendapatan per kapita mencapai 5.000 dollar AS bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai.
Kondisi perekonomian nasional yang terus berakselerasi sejak 2009 dinilai sebagai momentum untuk mendongkrak pertumbuhan pendapatan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan pendapatan per kapita Indonesia sejak tahun 2007 hingga 2010 terus meningkat.
Di tengah krisis keuangan yang menghantam dunia pada tahun 2009, pendapatan per kapita Indonesia mampu menembus level 2.590 dollar AS dengan PDB mencapai Rp 5.613 triliun. Tahun 2010, pendapatan per kapita Indonesia mencapai 3.000 dollar AS dengan PDB mencapai Rp 6.422 triliun.
Pemerintah menargetkan, pendapatan per kapita pada lima tahun mendatang minimal bisa menembus level 4.803 dollar AS dengan PDB yang ditargetkan menembus 1.206 miliar dollar AS.
Setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan semua pihak untuk menggenjot peningkatan pendapatan per kapita. Pertama, peningkatan nilai investasi langsung yang masuk ke Indonesia. Kedua, penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang efektif dan tepat waktu pembelanjaannya. Ketiga, peningkatan ekspor dan impor yang seimbang. Keempat, menjaga daya beli masyarakat agar jangan tergerus oleh meningkatnya inflasi.
Namun, Syahrial pun mengakui, angka pendapatan per kapita saat ini belum mencerminkan pemerataan pendapatan masyarakat. Sebab, angka pendapatan per kapita dihitung hanya dari besaran PDB dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Direktur Jasa Keuangan dan Analisis Moneter Kementerian PPN Sidqy Suyitno mengungkapkan, idealnya tingkat pendapatan per kapita mencapai 6.000 dollar AS. Ia meyakini, jika tercapai maka dapat menciptakan stabilitas ekonomi dan politik menjadi lebih baik sehingga cita-cita menjadikan Indonesia negara maju tentu saja mungkin tercapai dengan lebih cepat.
Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berakelerasi juga membuat Pemerintah menargetkan Indonesia untuk masuk dalam 12 besar negara dengan kekuatan ekonomi mapan pada tahun 2025. Visi Pembangunan Ekonomi Indonesia 2025 disusun dengan sasaran kenaikan nilai nominal produk domestik bruto dari 800 miliar dollar AS saat ini menjadi 3,8 triliun dollar AS-4,5 triliun dollar AS.
Rencana ini dapat terwujud dengan memperkuat program pengembangan koridor ekonomi Indonesia yang akan membagi wilayah domestik ke dalam enam kawasan pusat pertumbuhan.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, dengan nilai nominal produk domestik bruto (PDB) tersebut dan memperhitungkan jumlah penduduk Indonesia, pendapatan per kapita pada 2025 antara 12.900 dollar AS dan 16.100 dollar AS.
Sementara itu, untuk rencana tahun ini, Hatta mengharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah harus di atas 7 persen dan rata-rata inflasi 4 persen sampai 6 persen. Adapun tingkat pengangguran hanya 5,6 persen dan tingkat kemiskinan 8 persen-10 persen.
“Pendapatan per kapita kita mendekati 5.000 dollar AS. Pada saat itu, PDB per kapita kita sudah harus di atas Rp 1 triliun. Sementara itu, PDB kita sudah mendekati 800 miliar dollar AS dan menuju 1.000 miliar dollar AS pada 2014,” terang Hatta.
Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah telah menetapkan 8 program utama dan 18 aktivitas ekonomi. Kedelapan program utama yang akan didorong itu adalah industri, pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energi, dan pengembangan kawasan.