Friday, May 20, 2011

RI akan Masuk dalam Daftar 5 Besar Negara dengan Perekonomian Terbesar di Dunia

Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang sangat diperhitungkan oleh negara lain dalam jangka menengah dan panjang.


Bahkan pemilik CT Transcorp ini memprediksi, pada 2030 mendatang ekonomi Indonesia akan berada pada urutan kelima negara dengan perekonomian terbesar dunia.



Pada 2010 masih berada diperingkat 13 dunia dan pada 2020 pada urutan ke-9 dengan catatan, negara-negara di Eropa digabung jadi satu kawasan sebab kalau dipecah Indonesia menjadi urutan ke-18.

"Saat ini saja prospek usaha di Indonesia sangat bagus dengan outlook yang bagus dengan pemerintahan yang konservatif," kata Chairul dalam seminar BNI Economic Outlook 2011 di Hotel JW Marriot Jakarta, Senin (29/11/2010).



Kondisi perekonomian yang terus membaik, menurut Chairul, membuat perekonomian Indonesia terus diperhitungkan. Tanda-tanda itu misalnya terlihat pada pertumbuhan GDP yang awalnya diperkirakan nomor dua.



"Tapi dikoreksi dan Oktober 2010 ternyata kita berada di nomor satu dengan mengalahkan Rusia dan diperkirakan GDP growth 12,8 persen dari IMF (Dana Moneter Internasional)," kata Chairul.



Dikatakan, saat ini Indonesia memasuki bonus demografi di mana jumlah orang berpenghasilan lebih besar dibandingkan orang yang tak berpenghasilan. Puncak bonus demografi diperkirakan akan terjadi pada 2018 di mana setiap 100 orang berpenghasilan hanya menanggung beban ekonomi dari 55 orang yang tidak punya penghasilan.



Untuk 2010 ini, lanjut Chairul, pendapatan per kapita penduduk 3.000 dollar AS dengan purchasing priority 4.380 dollar AS sehingga dikategorikan ke dalam lower-middle income dari pasar negara berkembang (emerging market).



"Pada 2015 Indonesia akan masuk dalam upper middle income seiring meningkatnya konsumsi yang luar biasa dari penduduknya yang usia produktif dengan potensi bisnis yang diperhitungan negara lain," kata Chairul.



Sumber :

Pengaruh Harga Minyak bagi Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia hingga saat ini masih sangat tergantung pada minyak, karena selain sebagai produsen minyak, Indonesia telah menjadi konsumen pengimpor minyak.  Hal ini diutarakan oleh Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro akhir-akhir ini pada saat pertemuan dengan media di Departemen ESDM, Kamis (14/8).  

Dengan asumsi bahwa target produksi (lifting) bisa mencapai 970.000 barel per hari. Akan tetapi harapan dan target pemerintah itu, ibarat pepatah “Jauh panggang dari api”. Karena saat ini lifting Indonesia jauh dari yang ditargetkan. Indonesia hanya bisa mampu mencapai lifting sebesar 944.000 barel per hari. Dengan tidak tercapainya target lifting tersebut, pemerintah mau tidak mau harus mengimpor minyak sekitar 500 ribu barel per hari, untuk memenuhi volume kebutuhan minyak di Indonesia yang kurang lebih mencapai 1,4 juta barel per hari.

Harga BBM yang dipatok pemerintah Indonesia dalam APBN 2011 berdasarkan asumsi makro adalah US$ 80 per barel. Namun jika dilihat dari data, baik pemerintah maupun media publik, lonjakan harga minyak dunia terhadap harga minyak mentah Indonesia (ICP) sudah pada tahap yang krusial. Pasalnya, saat ini, rata-rata harga minyak mentah Indonesia hingga bulan Maret telah mencapai US$ 100,4 per barel.